Pengertian, Ciri, dan Cara Membuat Pantun

Bingung dengan cara membuat pantun? Gampang, simak penjelasan lengkap mengenai cara membuat pantun beserta contohnya, berikut ini.

Ketika berbicara mengenai pantun, mungkin yang terlintas di pikiran adalah karya sastra kuno atau sastra lama, bukan? Sebagai salah satu karya sastra lama, cara membuat pantun masih terikat dengan sejumlah aturan seperti rima atau sajak, larik tiap bait, dan sampiran, serta isi.

Pantun juga dikenal sebagai sastra lisan karena penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut dan anonym alias tidak diketahui siapa nama pengarangnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai pantun dan cara membuatnya, mari simak ulasannya berikut ini.

 Daftar Isi

  1. Pengertian Pantun dan Ciri-cirinya
  2. Cara Membuat Pantun
  3. Contoh Contoh Pantun

Pengertian Pantun dan Ciri-cirinya

Pengertian pantun menurut pendapat R.O. Winstedt adalah bukanlah suatu susunan kalimat yang memiliki rima dan irama saja, melainkan suatu rangkaian kata yang indah untuk merepresentasikan suatu kehangatan, rasa cinta, kasih sayang, asmara, kerinduan, dendam, dan amarah penuturnya.

Pantun juga sudah mengakar kuat di dalam jiwa masyarakat Indonesia sebagai suatu tradisi yang dipertahankan dari zaman dahulu hingga saat ini. Pantun sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Minangkabau “Patuntun” yang bermakna penuntun.

Pantun juga terdiri dari beberapa macam atau jenis antara lain pantun nasihat, pantun agama, pantun teka-teki, pantun lucu, pantun kepahlawanan, pantun romantis, dan berbagai jenis pantun lainnya.

Dibandingkan dengan karya sastra lainnya, pantun memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri antara lain sebagai berikut.

  1. Memiliki bait yang sama seperti puisi pada umumnya, namun setiap baitnya hanya terdiri dari 4 baris atau larik saja di mana 2 baris awal (baris ke-1 dan ke-2) disebut dengan sampiran dan 2 baris akhir (baris ke-3 dan ke-4) disebut isi pantun.
  2.  Setiap satu larik atau barisnya terdiri dari 8 sampai 12 silabel (suku kata).
  3. Memiliki rima atau pola persamaan bunyi di akhir kata setiap barisnya yaitu a-b-a-b atau a-a-a-a.

Cara Membuat Pantun

Setelah memahami mengenai pengertian pantun dan ciri-cirinya, ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan untuk membuat pantun. Berikut ini langkah-langkah mudah untuk membuat karya sastra pantun.

1.   Memahami Syarat dan Ketentuan Pantun

Memahami syarat dan ketentuan pantun merupakan salah satu langkah yang wajib dilakukan sebelum membuat pantun. Hal ini sejalan dengan pengertian pantun dan hakikat pantun sebagai karya sastra lama yang masih terikat dengan sejumlah aturan seperti larik, sajak, dan suku kata.

2.   Menentukan Topik atau Tema

Langkah selanjutnya setelah memahami syarat dan ketentuan pantun adalah menentukan tema atau topik yang ingin diangkat untuk pembuatan pantun. Sesuaikan isi pantun yang ingin dibuat dengan peristiwa atau momen yang sedang berlangsung.

Apabila ingin mengisi acara keagamaan seperti Maulid Nabi, maka bisa memilih jenis pantun agama atau pantun nasehat. Sebaliknya, jika ingin mengisi acara hiburan atau hajatan, maka bisa memilih jenis pantun jenaka atau pantun teka-teki yang bertujuan untuk mencairkan suasana.

3.   Menentukan Isi Pantun

Setelah menentukan tema pantun, langkah selanjutnya adalah menentukan isi pantun. Sesuai dengan ciri atau karakteristiknya, isi pantun berada pada baris ketiga dan keempat yang berisi maksud atau tujuan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada audiens.

4.   Membuat Bagian Sampiran

Langkah terakhir pembuatan pantun yaitu membuat bagian sampirannya. Sebelum membuat sampiran, jangan lupa sesuaikan rima atau sajak yang dipakai apakah a-b-a-b atau a-a-a-a. Sampiran juga tidak harus nyambung dengan, jadi boleh bebas dan sesuka hati pengarangnya.

Contoh Contoh Pantun

Untuk semakin menambah pemahaman mengenai pantun, berikut ini disajikan beberapa contoh pantun

Contoh 1:

Jalan-jalan ke taman bunga

Ada kumbang merah warnanya

Kejarlah cita-cita setinggi angkasa

Jangan lupa belajar dan berdoa

Contoh 2:

Makan permen sambil lompat tali

Ikan bawal gurih rasanya

Rambut disanggul manis sekali

Bila tersenyum, saya terpesona


Cara membuat pantun seperti penjelasan di atas sangat mudah, bukan? Nah, sebagai salah satu karya sastra asli Indonesia yang sudah menjadi tradisi, pantun memang wajib dilestarikan agar tetap eksis dan terus terjaga.

Posted In Uncategorized

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *